Basic Styling Photography
So exited to talk about Basic Styling Photography. Why? karena aku anaknya suka gemesh sama foto sih, suka kagum aja dengan teknik dan sudut pandang fotografernya. Yang suka mainan IG paham lah ya kesenangan yang didapat tiap liat feed yang bagus. Sadar-ga sadar sih, ternyata yang namanya foto pengaruhnya besar yah buat dunia digital kayak sekarang. Buat personal blogger seperti aku aja rasanya hampa banget kalau tulisannya ga diimbangi photo. Apalagi buat para influencer dan entrepreneur, photo memegang peranan penting dalam hal marketing dan advertising. Efeknya besar sih!

Tapi kalau mau hasilin foto dan feed yang bagus harus sewa fotografer handal dong? Harus pakai kamera bagus dong? NOPE!! Everyone can be a photographer. Ga harus punya kamera bagus, yang penting kamera ajasih, even pakai kamera handphone pun kamu bisa hasilin photo yang bagus asal paham cara dan trick buat ngambilnya sehingga terlihat menarik!
That’s why artikel yang mau aku sharing kali ini lebih fokus tentang Basic Styling Photography, lebih ke “styling”-nya ya. Jadi bisa dilakukan oleh siapapun. Dan tentu saja bisa dilakukan dengan kamera apapun. Mau DSRL, mirroless, prosumere, atau kamera HP pun mesti biasa. Dan kenapa judulnya “basic styling photography for beginner?” Karena aku beginner juga, hihi. Dan yang pasti langkah-langkah dan tips-trick yang aku share sangat gampang dan bisa diikuti siapapun. 🙂

Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari acaranya Perempuan Punya Karya yang aku hadiri di Swiss Belhotel Yogyakarta tanggal 5 November 2017 kemaren. Acaranya seru karena pematerinya adalah Dyah Safitri Yuniar, M.Sn yang memang pro di bidangnya. Kalau ga percaya, kepoin aja IG mbak @dysavitri say 😃
Hehe. Okay, without further due, let’s get started 🙂
[bannerad]
Basic Photography
Sebelum masuk ke basic styling photography, ada 3 hal yang wajib kita persiapkan sebelum mulai memotret objek. Apakah itu?
- Object. Ini sudah jelas banget lah ya. Kalau ga ada objek terus mau foto apa kan yaa. Hehe. Mau motret apapun, yang paling penting yang perlu diingat adalah kemampuan agar dapat membedakan mana itu objek dan mana itu background/foreground. Jangan samapi ketuker yah :’)
- Camera. Ini pasti bangetlah ya, kalau ga pakai kamera mau jepret-jepret pakai apa dong :’) Tapi tenang aja, ga perlu kamera mahal. Kamera apapun bisa dipakai kok. Bisa kamera mirrorless, DSLR, pocket camera atau pun smartphone kamera yang biasa kita gunakan sehari-hari. Dan kalau dipikir-pikir lagi sih, sebenarnya penggunaan smartphone kamera jauh lebih simple dan mobile, apalagi buat orang yang aktifitasnya tinggi dan ribet mau bawa kamera kemana-mana 🙂
- Lighting. It is a must!!! Lighting yang baik akan menghasilkan foto yang bagus juga. Definisi dari pencahayaan yang baik adalah cahaya yang dapat menghasilkan foto yang tampak seperti aslinya, tidak terlalu terang atau terlalu redup. Juga tidak mengubah warna dari objek yang di foto. Sumber cahaya bisa bermacam-macam bisa dari natural lighting seperti cahaya matahari, bisa juga berasal dari cahaya artifisial seperti lighting
Untuk menghasilkan foto dengan cahaya bagus, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan cahaya, yaitu: ISO, sutter speed dan juga aperture. Ketika hal ini dikenal juga dengan Triangle Exposure merupakan komponen terpenting dalam pengaturan cahaya yang masuk dan juga sangat berpengaruh pada efek cahaya yangakan ditangkap oleh kamera.
Kamera DSLR, mirroless dan pocket camera sudah dilengkapi dengan 3 komponen ini. Bahkan smartphone kamera pun kebanyakan juga sudah dilengkapi dengan setting-an tersebut.
Simpel kan. Cukup dengan 3 hal tersebut, siapapun sudah bisa memotret dan jadi fotografer 🙂
Sudah siap jadi fotografer?
Jika ketiganya sudah lengkap tersedia, yuk mari lanjut memotret 🙂
Basic Styling Photography!
Sebenarnya tidak ada aturan baku, mengenai benar atau salahnya dalam memotret. Bagus atau tidaknya foto yang dihasilkan lebih ditentukan oleh bagaimana cara dan sudut pandang sang fotografer dalam melihat objek agar terlihat menarik dan mengabadikan momen yang ada. Dan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar objek dan foto yang akan dihasilkan dapat terlihat menarik!
-
Tentukan tema/konsep foto
Hal yang paling pertama yang harus ditentukan adalah penentuan konsep/tema dari foto yang akan diambil. Sebelum memotret, sebaiknya kita sudah punya ide atau bayangan tema atau konsep yang mau diambil. Hal ini sangat penting karena berkaitan erat dengan properti foto yang akan kita gunakan nantinya.
Banyak banget tema foto yang bisa dijadikan acuan, misalnya foto dengan konsep warna (seperti monochrome, black and blue, dll), atau konsep yang berdasarkan situasi (seperti morning situation, kitchen situation, dll).
-
Tentukan Property dan Styling
Property. As I mentioned before, konsep itu penting karena menentukan properti foto yang akan kita gunakan nantinya. Usahakan agar properti yang digunakan nyambung dan sesuai dengan konsep foto yang akan diambil. Misal, mau foto morning situation, pakailah properti foto yang menampakkan kegiatan di pagi hari seperti teh, kopi, buku, koran, sarapan, dll yang memang merupakan gambaran situasi pagi hari.

Styling Photorgaphy. Setelah memiliki properti yang sesuai dengan konsep yang mau dibuat, perhatikan styling yang paling cocok untuk digunakan. Styling berarti memposisikan objek, properti dan ornamen yang digunakan agar terlihat menarik. Misalnya tema what’s in my bag paling enak kalau diambil dari atas dengan styling flatlay.
Hal yang sangat mempengaruhi styling photography adalah penentuan komposisi foto. Komposisi berati menempatkan, menata dan mengkombinasi objek dan properti yang digunakan agar terlihat indah dan seimbang. Usahakan agar komposisi gambar seimbang dan tidak ada space yang aneh di dalam satu frame
Beberapa cara penentuan komposisi foto yang dapat digunakan adalah :
- Dead center. Bisa dibilang ini komposisi yang paling umum dilakukan. Seperti namanya, penempatannya sangat simple, objek diletakkan tepat di tengah-tengah dari frame.
- Diagonal. Berati objek utama dari foto ditempatkan secara diagonal. Penempatan yang seperti ini paling enak dilakukan untuk objek foto yang bentuknya memanjang, sehingga semua objek dapat terlihat jelas dan tidak ada space yang kosong
- Segitiga/Triangle. Penempatan seperti ini sangat bagus digunakan untuk memotret foto dengan beberapa objek sekaligus. Dengan menempatkan objek-objek dengan posisi triangle ini membantu agar frame terlihat penuh.
- Rule of third. Sama seperti triangle tadi, rule of third dapat digunakan untuk memposisikan beberapa objek foto secara sekaligus. Bedanya adalah dalam memposisikan objeknya saja. Dalam rule of third, objek yang ingin ditonjolkan diposisikan pada garis perpotongan grid. Hal ini selain membantu memposisikan objek agar terlihat seimbang, juga membantu penampilan objek agar terlihat lebih indah.
-
Sudut Pandang Pengambilan Gambar
Jika objek dan properti sudah tertata dengan baik dan sudah sesuai dengan style yang diinginkan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah penentuan sudut pengambilan gambar. Penentuan angle foto ini penting karena akan mempertegas objek yang akan diambil.
Contohnya: Mau foto ala ala what’s in my bag-nya para beauty influencer atau mau foto ala-ala unboxing. Dibanding dipotret dari samping, objek akan terlihat lebih “kece” jika diambil secara vertikal dari atas. Teknik ini dikenal juga dengan eye bird karena dapat memperlihatkan kesemua detil barang dengan jelas 😃

Contoh lainnya: Mau foto bakso ala ala food fotorgrafi. Tapi angle photo yang digunakan adalah horizontal yang sejajar dengan level mata. Bukannya membuat bakso tampak nikmat, yang ke capture justru mangkok baksonya saja kan. 😃
High angle, berarti mengambil foto dari tempat yang lebih tinggi dari objek foto.

Model pengambilan lainnya adalah low angle. Berbeda dengan high angle, low angle ini justru diambil dari posisi yang lebih rendah dari objek yang mau diambil. Model pengambilan gambar seperti ini akan bagus jika dilakukan untuk memotret bangunan, atau OOTD karena akan memberikan efek lebih jenjang pada objek.


Model pengambilan gambar terakhir yang juga merupakan salah satu yang paling sering digunakan adalah eye-level yang berarti sejajar dengan mata. Model ini bagus digunakan untuk foto katalog produk. Penggunaan model ini membantu membuat produk agar terlihat lebih jelas, detail dan clear. Sehingga bagus untuk digunakan dalam pembuatan katalog.
Contoh efek dari sudut pengambilan gambar!



Menurut kamu, dari pengambilan foto (A), (B) dan (C) mana yang paling bagus??.
Foto (A) posisi cangkir menutupi props eyeshadow di belakangnya. Yang sebenarnya akn tampak lebih cantik jika di tata atau di posisikan di samping cangkir sehingga tidak saling menutupi ataupun menumpuk di bagian tengah. Foto (B) sebenarnya sudah lebih baik dari foto (A) karena sudah tidak ada lagi objek yang menumpuk dan saling menutupi. Bedanya dengan foto (C) adalah perbedaan sudut pengambilan gambar, foto (B) menggunakan sudut tertentu dari atas (high angle) sedangkan foto (C) menggunakan model bird-eye, yaitu diambil secara vertikal dari atas. Sebenarnya semuanya selera sih. Tapi kalau ditanya, aku pribadi paling suka yang ketiga karena objek utama dan properti pendukung nya pun jelas terlihat 🙂
-
Capture and editing!
Jika konsep foto yang mau dibuat sudah matang, properti yang digunakan juga sudah sesuai, komposisi letak objek juga sudah pas dan angle pengambilan foto juga sudah cocok, then capture!
Capture lah dengan berbagai sudut, dan jangan capek kalau harus memotret berkali-kali, karena kadang suatu foto akan terlihat indah jika dilihat dari sudut pandan lain 😃

(D)

(E)
Dan jangan takut untuk mengeksplor berbagai teknik memotret
Berikut adalah salah satu contoh pemotretan objek yang sama dengan cara yang bebeda. (D) dengan cara landscape, sedangkan yang (E) diambil dengan view potrait tapi diambil ruang yang lebih luas. Menurut kamu bagusan mana? 🙂
Kedua foto tersebut menggunakan objek yang sama. Akan tetapi penggunaan mode view ternyata juga memberikan pengaruh hasil pada foto ya 🙂 So kamu team mana? Landscape atau potrait?
Jika photo yang dihasilkan. Udah cukup bagus, selanjutnya boleh dilakukan editing ataupun filtering.
Editing dan filtering ini sifatnya subjektif, tapi ingat jangan sampai melakukan editiing dan filtering sampai seratus persen karena akan mengubah tampilan foto serta pesan yang sebenarnya ingin disampaikan. Contohnya, ingin foto swatch lipstick, dikarenakan editing dan filter yang berlapis, swatch yang seharusnya merah berubah malah berubah menjadi bewarna orange. Ya kan…
Untuk proses editing, banyak hal yang dalap dilakukan, seperti mengatur tone warna, contrast, sharpening, texture, dll. Tenang saja, untung proses editing aku buat di artikel terpisah ya, biar lebih detail ^^ So stay tune yaaah 🙂
Anyway, selain point di atas ada beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan saat memotret, yaitu:
- Carilah cahaya yang paling pas! Pengambilan foto di indoor menghasilkan foto yang kurang tajam dan baik, terutama jika menggunakan smartphone kamera dikarenakan keterbatasan pengaturan cahaya.
- Jika menggunakan natural lighting sebagai sumber pencahayaan, sebaiknya memotretlah pada dari jam 8-11. Dimana cahaya matahari masih halus, terang dan tidak begitu kencang. Dan hindari memotret dari jam 12-2 siang, karena walaupun tampak terang namun cahaya yang dihasilkan jauh lebih kencang yang juga berpengaruh dengan bayangan yang menjadi sangat tajam. Akibatnya foto yang dihasilkan menjadi terlalu kontras. Dan apabila kamu beauty blogger yang memotret produk skincare atau makeup, cahaya matahari yang terlalu kencang tentu akan merusak produk yang ada di dalamnya 😃
- Hindari penggunaan blitz
- Jangan lupa untuk mengatur fokus dari objek. 😃 .Ini sering sekali terjadi, karena terlalu ribet dengan segala properti foto, styling photography, komposisi foto, lupa untuk mengatur fokus pada kamera. Hal yang paling penting adalah posisikan fokus pada objek utama foto dan efek blur/bokeh pada properti pendukung atau background/foreground foto.
- Hindari pengambilan gambar dengan mode zooming. Kenapa? Karena penggunaan zoom apalagi jika dilakukan berlebihan akan mengurangi ketajaman hasil. Jika diperlukan, mendekatlah pada objek foto.
- Usahakan memotret dalam keadaaan stabil, bila perlu pergunakan tripot. Dan juga berhati-hatilah dalam pengaturan shutter speed. Shutter speed yang terlalu besar akan berpotensi menghasilkan foto yang shaky.
- Memotretlah dengan space foto yang besar, jangan terlalu sempit. Hal ini akan membantu kita dalam proses cropping dan editing nantinya.
- Ambilah foto dalam berbagai sudut
- Setting HDR
- Hindari pengambilan gambar menggunakan efek dan filter langsung dari kamera bawaan. Ada baiknya foto yang diambil sesuai dengan keadaaan aslinya. Sebaiknya pemberian efek dan filtering dilakukan di luar melalui aplikasi. Tetapi ingat jangan sampai terlalu berlebih yaa 🙂
- Watermark bagus sebagai otoritas pemilik foto, tapi jangan sampai digunakan secara berlebihan, apalagi sampai merusak keindahan foto 🙂
Sekian dulu kayaknya ya, tentang Basic Styling Photography ini, sebenarnya masih banyak yang belum aku tulis seperti cara mengatur settingan camera, dan cara editing foto bagi pemula. Kira-kira ada yang tertarik kalau aku bahas itu? 🙂
-Ayurifa-
Thanks sharingnya! Bermanfaat banget buat aku. Saat ini masih kesulitan di lighting-nya. PR besar. Hehe. Ditunggu sharing selanjutnyaa!
Makasi Lulu 🙂
Aku juga ga punya ringlight atau lighting sejenisnya sih, dulu pernah bikin DIY ringlight gitu tapi tetap aja kalau motret pakainya natural lighting. Hihi
Sayangnya sekarang musim hujan ya, jadi agak PR :’)
Aku kayaknya yang masih bingung nentuin style ini wkwkwk
Makasih sudah sharing ya kak!
christinauntari.com
Samaaaaa, hihi, yang penting berani aja explore ini itu 🙂
Sama-sama, semoga bermanfaat ya ^^
makasih sharingnya bermanfaat
Sama-sama hastariiii ^^
Semoga membantu 🙂
Wow. Makasii ka sharingnya. Iput juga nih, suka moto moto. Jadi butuh banget ilmu ginian hihi.
Sama sama Iput 🙂
Semoga membantu yaaa ^^
Makasih sharing ilmunya kak, ini nambah pengetahuan bgt utk aku yg lgi belajar potography 🙂
Sama-sama puspita, semoga membantu dan bermanfaat ya ^^
Hallo, terima kasih ya buat tutorialnya.. berguna banget dhh.
ternyata posisi juga pengaruh ya , aku baru sadar.hhe.
Hallo Novi 🙂
Iya, ngaruh banget ternyataa. hihi
nice post kak ayu..!
Nice…
teori yang perlu diexplore lebih lancut nih
Thank you
Sama-sama pay. ^^
Semoga membantu 🙂
aduuuh foto kamu bagus banget, pengen ih kapan2 ikutan kayak gini biar skil fotonya bisa di upgrade dna bisa langsung praktek 🙁
Makasi mbak Winda 🙂
Foto aku masih biasa banget kok.. hehe
Iyaa, semoga acara kayak gini banyak yang ngadain yaahh ^^
Huaaaaa kamu nulisnya supeeeeeer lengkap! Gila gila gila. Thanks for joining ya ayu
Huwaaa yang empunya acara dateng ^^
Makasiii Erny! :*
Yuk kapan-kapan bikin lagi dong Er, kemaren kurang lamaaa 🙂 Hihi
Wuaa banyak banget ternyata hal yang aku miss dalam mengambil foto selama ini. Ilmu yang kamu share bermanfaat bangey
Makasi Vina sudah mampiiir ^^
Semoga suka dan bermanfaat yaahh 🙂
Whuuaaa seneng banget ada tulisan yg seperti ini. Membantu banget bagi aku yg masih sangat sangat awam soal fotografi dan pengen belajar fotografi tapi gapunya slr/mirrorless. Makasih banyak ya kak infonya 🙂 semoga rubrik 101 yg bahas soal fotografi dan editing bisa rutin dipost 😀
Ditunggu postingan cara mengatur settingan camera dan cara editing foto bagi pemula 😀 tapi pengennya cara mengatur settingan camera gak cuma tentang settingan camera di slr atau mirrorless aja, tp juga ditambahin dengan settingan camera smartphone. Duh, tapi masing2 smartphone beda beda kan ya heuheuheu :”
Whuuaaa seneng banget ada tulisan yg seperti ini. Membantu banget bagi aku yg masih sangat sangat awam soal fotografi dan pengen belajar fotografi tapi gapunya slr/mirrorless. Makasih banyak ya kak infonya 🙂 semoga rubrik 101 yg bahas soal fotografi dan editing bisa rutin dipost 😀
Btw aku masih bingung banget soal styling, flatlay, properti, dan cara milih background foto yg cakep dan sesuai 🙁 bingung cara menata dan menempatkan supaya enak dilihat. Selama ini aku udah pernah nyobain, tp malah jadi berantakan gitu huhuhu 🙁
Oya ditunggu ya kak postingan cara mengatur settingan camera dan cara editing foto bagi pemula 😀 tapi pengennya di postingan cara mengatur settingan camera gak cuma tentang settingan camera di slr atau mirrorless aja, tp juga ditambahin dengan settingan camera smartphone. Duh, tapi masing2 smartphone beda beda kan ya heuheuheu :”
Makasi Nizmi 🙂
Aku juga dalam tahap belajar kok, paling susah kalau harus flatlay. hihihi.. Kalau properti biasanya aku lihat benda gemas suka aku simpan buat jadi properti. HIhi
Soon yah, semoga bisa secepatnya aku post ^^
Wahh terimakasih banyak buat ilmunya mbak, bermanfaat banget buat aku yg lg belajar photography, terutama foto produk buat blogku hehehhe
ursulametarosarini.blogspot.co.id
Hai Ursula, makasi udah mampir 🙂
Sama-sama, semoga membantu yaahh ^^
Wow, belajar banyak nih. Aku kalau foto itu paling ‘susa; ngatur untuk foto diagonal. entah mengapa terasa hasilnya kaku. kok nggak kece kayak foto lain sih? ahhhh Terus narus bend abendanya juga gitu, aku terasa kakau banget. Meski dimodel ‘berantakan’ yang tertata, masih juga nggak bisa. hahaha perlu banyak belajar nih
Hi,
Iya, kuncingya di sudut pengambilan gambar mak. Memang kadang perlu ngambil gambar beberapa kali (sampai memrory card overload #eh) dengan beberapa angle buat dapat hasil yang terbaik. hhi
🙂
terimakasih kak, aku masih belajar banget buat motret produk..
Hallo Ririn,
Sama sama 🙂